Jumat, 21 Oktober 2011

Dampak dari perselingkuhan

Sebuah survei kontoversi pernah
dirilis di Jakarta, konon katanya
dua dari tiga pria di Jakarta tidak
setia alias punya selingkuhan.
Meski survei ini masih bisa
diperdebatkan tetapi fenomena
selingkuh memang terlalu sering
terjadi dan menjadi berita yang
tidak asing terutama bagi mereka
yang tinggal di kota yang padat
penduduk.
Selingkuh mungkin termasuk
kejahatan tersembunyi karena itu
orang-orang yang berselingkuh
berusaha keras agar tidak
ketahuan. Seperti kucing yang
mencuri ikan, tukang selingkuh
biasanya memiliki hidup yang
tidak tenang, gelisah, cemas
karena takut ketahuan dan banyak lagi dampak psikologi lainnya.
Dr. Boyke Dian Nugraha menyebut
selingkuh seperti makan makanan
kolesterol tinggi, dibalik kenikmatannya tersimpan bahaya
yang merugikan kesehatan.
Menurut Boyke, setidaknya ada 5
bahaya selingkuh yang mungkin
diderita pelaku perselingkuhan,
mari kita bahas satu per satu.

Sulit ereksi
Perasaan bersalah karena mengkianati istri atau pasangan
resmi menciptakan masalah
psikologis yang menyebabkan
ereksi sulit terjadi. Masalah ereksi
ini jika tidak segera diobati maka
akan semakin parah.
Ketidakmampuan memuaskan istri kadang membuat salah paham, suami menjadi putus asa dan istri menjadi curiga.
Karena tidak bisa ereksi, istri
biasanya curiga dan menuduh
suami yang tidak-tidak. Karena
dituduh maka ereksi biasanya
akan semakin sulit terjadi.
Hubungan bukannya membaik,
malah semakin buruk. Itulah
sebabnya hubungan yang awalnya hanya retak kecil akan menjadi retak yang sangat besar.

Tertular Penyakit Seksual
Suami yang tidak setia rentan
tertular Penyakit Menular Seksual
(PMS) dan HIV/AIDS. Penyakit dari
luar dibawa ke dalam rumah,
menularkan ke istri dan menimbulkan masalah lain.

Berumur Pendek
Kekebalan tubuh akan menurun
drastis jika tubuh dalam tekanan.
Depresi, cemas dan ketakutan
adalah faktor-faktor yang
membuat badan stres dan
menyebabkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit semakin
rendah. Itulah sebabnya, penyakit
tekanan darah tinggi lebih sering
muncul pada pelaku selingkuh
ketimbang mereka yang setia.
Masalah psikologis dan penyakit
yang menyerang tubuh secara
terus menerus dan tidak jelas
bagaimana penyelesaiannya
menyebabkan umur peselingkuh
menjadi lebih pendek.

Serangan jantung
Fakta menyebutkan bahwa tukang selingkuh rentan dengan penyakit jantung dan kematian mendadak.

Sebuah penelitian di Jerman
menyebutkan pria yang tidak setia memiliki risiko lebih besar
meninggal dunia akibat jantungan
saat berhubungan seks ketimbang
mereka yang hidupnya tenang dan setia pada pasangan.


Depresi
Depresi timbul jika pelaku
selingkuh awalnya memiliki keimanan yang bagus dan berasal
dari keluarga yang taat agama,
apalagi jika penyelingkuh memiliki pasangan yang setia dan tulus mencintainya. Karena merasa bersalah, pelaku selingkuh biasanya memvonis dirinya
sendiri, dan yang timbul kemudian adalah depresi.

Boyke menjelaskan dalam hal apapun perselingkuhan tidak bisa
dibenarkan. “Perselingkuhan merupakan pengkhianatan terhadap pernikahan”, ujar Dr.
Boyke.

Alasan perselingkuhan sebagian besar disebabkan karena gagalnya
komunikasi yang intim antara suami dan istri, saling tertutup,
kurangnya toleransi dan ego yang
kuat dari masing-masing pasangan.

Kegagalan komunikasi
menyebabkan rumah tangga retak dan membuka pintu perselingkuhan. Selain itu, urusan
seks turut menjadi penyebab pasangan berselingkuh, urusan di
ranjang yang tidak tuntas kadang
membuat suami mencari pelampiasan di luar rumah dan
melakukan selingkuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar